The Media - DESEMBER 26 FILM

September 09, 2007

The Media

As released by media

Setelah rampung dengan film ‘Lubang Tak Berujung’ (LTB) yang disponsori oleh USAID-LGSP, dan berhasil membawa film itu menjadi satu-satunya official selection mewakili Indonesia di Warsawa Harm Reduction International Film Festival, Polandia, kini sutradara Sigit Ariansyah sedang mempersiapkan film terbarunya ’December’26’, yang saat ini masih dalam tahap Pos Produksi.

Produser film ini Viko Amanda dan Aryo Wicaksono mengatakan, menurut rencana ”December’26” seharusnya sudah kami release awal Agustus kemarin. Tapi kami mendapat musibah, seluruh data film yang sudah 95% siap tayang itu tiba-tiba terkena virus dan tidak bisa kami selamatkan. Setelah melakukan berbagai upaya dan belum ada tanda-tanda berhasil, maka dengan berat hati kami putuskan untuk mengedit ulang dari awal. Memang cukup menyita waktu dan energi. Tapi hanya itu pilihan kami. Ini sekaligus menjawab pertanyaan teman-teman, baik pemain maupun crew yang terlibat, kami mohon kesabaran dan pengertiannya.

Menurut Sigit Ariansyah, sutradara yang juga bertindak sebagai penulis skenario, ”December’26” lahir dari sebuah ironi pemikiran sederhana yang tiba-tiba muncul ketika tsunami Aceh terjadi. Pertanyaan saya waktu itu: ”Apakah saudara-saudara di Papua sana juga merasa sedih sekarang ini?” Saat itu juga saya sms seorang teman yang ada di Papua, dan jawabnya ”ya”. Mereka bahkan banyak yang menangis di depan TV. ”December’26” lugas berbicara tentang rasa dan humanism yang diletakkan di atas Nasionalisme dan atribut apapun. Jika sedetik saja, kita melupakan tetek-bengek atribut atau badge individual kita seperti ras, suku, agama, partai politik ,warna bendera atau apapun, maka sejujurnya kita semua telah bersatu, disatukan oleh rasa dan kemanusiaan, ungkap Sigit Ariansyah lebih lanjut tentang filmnya.

Gambar kembali dipercayakan kepada Fauzy Ujel Bausad sebagai DOP dan Arif Rakhman sebagai asisten sutradara. Frame-frame ”December’26” diwarnai tidak kurang dari 80 orang pemain dari berbagai kalangan, termasuk 15 orang mahasiswa asal Papua dan beberapa kelompok dancer. Ulin Yahya dan Memet Jantan juga kembali terlibat dalam acting coach selama pra-produksi yang melibatkan puluhan karakter berbeda itu. Konsep camera-shake dengan warm-tone bersaturasi rendah menjadi pilihan untuk menciptakan image natural pada tiap frame di film ini.


Film yang diproduksi secara bersama-sama oleh X-CODE FILMS dan ZEROSITH PICTURES ini memang bertujuan untuk mempersatukan dan menggairahkan iklim perfilman di Indonesia, khususnya Jogja. Didukung penuh oleh Expresi Artist Management dan Own Cafe, juga crew yang terlibat pun mereka yang telah berpengalaman di berbagai produksi lokal maupun nasional. Besar harapan kami agar film ini bisa melewati tahap post produksi untuk yang kedua kalinya ini dengan lancar dan segera dapat kami launcing maksimal awal bulan depan, demikian jelas Yousep Eka selaku Unit Production Manager senada dengan Viko dan Aryo sebagai produser.